Classroom Management Part 5#


Menciptakan Iklim Kelas yang Efektif
by Sutirman

Iklim kelas adalah suasana yang terjadi dalam interaksi antara guru dan siswa. Iklim kelas yang terjadi dapat dilihat dari sejauh mana guru memberi kesempatan berlatih, menunjukkan dorongan dan perhatian, membangun kerjasama atau persaingan, serta memberikan kebebasan berpendapat dan memilih. Ada dua aspek yang terkait dengan iklim kelas yang efektif, yaitu social environment dan organizational environment (Borich, 2000:346).

1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial kelas dapat berubah dari authoritarian dimana guru menjadi sumber utama informasi, gagasan, dan pembelajaran, menuju iklim demokratis, sampai laissezfaire, dimana siswa menjadi sumber utama informasi, gagasan, dan pembelajaran. Menurut Borich ada tiga jenis iklim kelas, yaitu kompetitif, kooperatif, dan individualistik (2000:348).
Iklim kompetitif terjadi jika siswa diberi tugas untuk menyelesaikan tugas atau kuis dengan standar tertentu yang ditentukan oleh guru. Guru berperan sebagai juri untuk menilai jawaban atau kinerja siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan biasanya dalam bentuk drill and practice.
Iklim kooperatif berupa suasana dimana siswa terlibat dalam kegiatan dialog atau diskusi dengan diawasi oleh guru. Guru secara sistematis dapat terlibat dalam diskusi untuk menciptakan suasana yang kondusif dan terarah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berupa diskusi kelompok dengan menerapka  model cooperative learning.
Iklim individualistik adalah iklim dimana siswa mengerjakan tugas sendiri-sendiri dalam pengawasan guru. Siswa fokus mengerjakan tugas tersebut dengan memberikan jawaban yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan biasanya dalam bentuk bekerja sendiri dengan tempat duduk yang terpisah dari yang lain.

2. Lingkungan Organisasional
Lingkungan organisasional merupakan lingkungan kelas secara fisik. Lingkungan kelas terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal kelas berupa fasilitas dan aksesoris ruangan yang ada di luar ruangan kelas yang biasanya disediakan oleh pihak sekolah. Lingkungan internal kelas berupa fasilitas dan berbagai kelengkapan lain yang ada di dalam ruangan kelas. Biasanya selain yang disediakan oleh pihak sekolah, juga terdapat berbagai hiasan atau fitur-fitur yang dibuat oleh siswa kelas tersebut. Lingkungan internal kelas sebaiknya dimodifikasi secara dinamis agar menciptakan suasana segar dalam kelas. Dalam hal ini peran wali kelas sangat diperlukan untuk mengelola lingkungan kelas, agar kelas terasa nyaman untuk belajar.
Upaya yang perlu dilakukan untuk menciptaka iklim kelas yang kondusif adalah dengan menciptakan hubungan interpersonal yang positif di kelas, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengurangi perilaku disruptive. Masing-masing upaya tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Menciptakan hubungan interpersonal yang positif di kelas
Hubungan interpersonal yang positif di kelas terdiri dari hubungan positif antara guru dan siswa dan hubungan positif teman sekelas. Hubungan interpersonal yang positif antara guru dengan siswa merupakan faktor penting dalam menciptakan suasana pembelajaran di kelas yang kondusif. Menurut Thomas Gordon, hubungan antara guru dengan siswa akan baik manakala: 1) adanya keterbukaan; 2) adanya sikap saling menghargai; 3) adanya saling kertergantungan; 4) tidak ada pemisah diantara mereka; dan 5) saling membutuhkan pertemuan (Jones & Jones, 2001:83). Guru harus menunjukkan bahwa dia mempunyai perhatian atau perduli kepada siswa. Guru dapat menunjukkan keperdulian kepada siswa dengan cara: a) berusaha mengetahui pribadi siswa; b) menjaga kualitas hubungan dengan siswa melalui pernyataan-pertanyaan positif; c) menyediakan kesempatan untuk berdiskusi dengan siswa; d) menunjukkan minat kita dalam kegiatan yang penting bagi mereka (2001:89).
Hubungan positif antara teman sekelas juga merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung terciptanya iklim kelas yang baik. Hubungan positif antara teman sekelas dapat dibangun melalui kegiatan bersama atau kegiatan kelompok. Pembelajaran kooperatif menjadi alternatif untuk menciptakan hubungan yang positif antar siswa di kelas. Jones & Jones mengemukakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan, cooperative learning sangat efektif membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok (2001:125). Keterampilan bekerja dalam kelompok sangat dibutuhkan oleh siswa SMK untuk terjun di dunia kerja.

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting bagi siswa untuk sukses dalam belajar. Menurut Jones & Jones, motivasi merupakan fungsi dari harapan X nilai X suasana (2001:187). Salah satu cara untuk membangun motivasi belajar siswa adalah dengan menerapkan model motivasi John Keller yang disebut dengan ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction).
Attentionmaksudnya bahwa guru harus dapat membangkitkan atau mencuri perhatian siswa sehingga mereka tergugah dan fokus untuk mengikuti pelajaran. Untuk menggugah perhatian siswa, pada awal pembelajaran guru harus menyajikan performance yang menarik. Performance yang dimaksud dapat berupa penampilan pribadi guru, penggunaan media yang unik, atau dengan pernyataan atau cerita yang menggugah siswa.
Relevance artinya guru harus mampu mengkaitkan materi yang diajarkan dengan kebutuhan siswa pada saat sekarang maupun di masa yang akan datang. Guru harus meyakinkan bahwa materi pelajaran sangat penting bagi siswa terutama untuk modal memasuki dunia kerja. Jika siswa tidak menguasai materi yang dipelajari maka siswa akan mengalami kegagalan dalam bekerja.
Confidence berarti kepercayaan, maksudnya bahwa guru harus meyakinkan, dapat dipercaya, dan mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Untuk membangun rasa percaya diri siswa guru hendaknya memberikan umpan balik yang positif atas prestasi atau kinerja mereka. Sekecil apapun partisipasi siswa, sejelek apapun jawaban siswa atas pertanyaan yang diberikan, guru harus menghargai dan memberikan apresiasi. Apresiasi dan penghargaan guru kepada siswa sangat berarti untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Satisfaction atau kepuasan maksudnya adalah bahwa motivasi siswa akan tumbuh dengan baik jika siswa memiliki kepuasan dalam mengikuti pembelajaran. Guru harus dapat membantu siswa agar memperoleh kepuasan dalam belajar. Salah satu caranya adalah memberikan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru harus memahami kebutuhan siswa dan mengajari mereka sampai mereka menguasai dengan baik. Keberhasilan siswa menguasai materi atau keterampilan yang mereka butuhkan merupakan kepuasan bagi mereka. Dengan kepuasan tersebut siswa akan merasa perlu untuk terus berlatih sampai mereka menguasai kompetensi dengan baik.

3. Mengurangi perilaku disruptive
Perilaku disruptive adalah perilaku siswa yang membuat suasana kelas menjadi kacau atau tidak kondusif. Perilaku tersebut akan mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Pembelajaran di kelas yang sering disertai dengan perilaku disruptve akan sulit mencapai tujuan secara efektif. Oleh karena itu, harus diusahakan agar perilaku disruptive di kelas dapat dieliminasi. Cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi perilaku disruptive adalah:
1)      Menetapkan standar perilaku atau aturan kelas
Untuk menetapkan standar perilaku atau aturan kelas hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah: a) mendiskusikan kriteria aturan atau standar perilaku; b) membuat daftar standar perilaku yang diyakini penting; c) membuat komitmen; d) memantau dan mereview aturan kelas.
2)      Menetapkan prosedur kelas

Yang dimaksud dengan prosedur kelas adalah tahapan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa di kelas. Borich (2000:257) mengelompokkan empat jenis prosedur kegiatan yang dilakukan guru yang efektif di sekolah menengah, yaitu: 1) beginning the class; 2) whole-class activities; 3) procedures related to academic accountabilty; 4) other activities (the end of the class period, interruption in the class).

Pada awal pembelajaran atau memulai kelas terdapat beberapa prosedur yang perlu diatur antara lain: mengecek kehadiran siswa (presensi), siswa yang terlambat, orientasi materi (apersepsi), dan membagi materi. Selama kegiatan pembelajaran juga perlu diperhatikan prosedur dalam hal: hubungan guru-siswa; gerakan siswa di kelas; tanda-tanda untuk perhatian siswa; mengumpulkan tugas; pertanyaan siswa saat mengerjakan tugas; kegiatan yang dilakukan setelah selesai mengerjakan tugas. Pada akhir pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal seperti: menata kembali peralatan dan perlengkapan belajar; mengatur bahan untuk pertemuan berikutnya; dan membubarkan kelas.
Pada intinya, untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran diperlukan kreativitas dan kesadaran guru untuk mengelolanya. Tentu saja bukan hanya guru sebagai individu, tetapi guru dalam arti kelembagaan yaitu sekolah. Sekolah bertanggung jawab untuk menata lingkungan sekolah sedangkan guru atau wali kelas bertanggung jawab mengelola kelas masing-masing.

Khusus dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru mata pelajaran harus berperan dalam menciptakan hubungan interpersonal yang positif di kelas. Hubungan interpersonal yang positif yang harus dikembangkan di kelas mencakup hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa  lainnya. Selain itu, guru juga harus mampu membangun motivasi siswa agar siswa memiliki kesadaran dan kemandirian dalam belajar. Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar mereka. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa salah satunya tergantung pada kemampuan guru memotivasi siswa. Yang terakhir, guru juga harus dapat mengendalikan perilaku siswa di kelas. Jangan sampai proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif dikarenakan banyaknya perilaku disruptive yang dilakukan oleh siswa. Muncul atau tidanya perilaku disruptive sangat tergantung kepada kemampuan guru dalam mengelola kelas secara efektif.

No comments:

Post a Comment

Classroom Management

Classroom Management by: Sutirman A.    Guru Sebagai Pemimpin Guru adalah pemimpin dalam kelas. Kemampuan seorang guru dalam meng...